Lanjut ke konten

Jalan Andong (bukan “an-dhong”) alias Osa Maliki

28 Oktober 2008

Sebelum bermukim di Jalan Andong 50 (kampung Pengilon), saya tinggal di Jalan Banyubiru 57 (kampung Sinoman).

Jalan Andong? Itu Jalan Osa Maliki.

Adapun Jalan Banyubiru, itu Jalan Imam Bonjol.

Pergantian nama, seingat saya, seiring awal naiknya Soeharto menjadi penguasa baru.

Di Sinoman, saya tinggal di rumah yang kemudian pada tahun 80-an menjadi kantor kecamatan. Nama Sinoman (artinya pelayan perhelatan) lebih terkenal ketimbang tempat kedua, Pengilon (artinya cermin).

Di Pengilon, saya sempat beralamatkan Jalan Andong. Posisi rumah dekat Radio Zenith, dekat pertigaan Kalinongko. Di samping rumah ada gang (waktu kecil saya menyebutnya lurung) dengan nama yang sangat tidak terkenal: Jalan Abdul Amin. Siapa dia? Seorang tokoh lokal, pejuang.

Bagaimana dengan Jalan Andong? Cara melafalkannya yang benar, menurut bahasa Jawa, adalah “an-dong” (dengan “d” lunak seperti pada “wedang”), bukan “an-dhong” (itu sebangsa dokar/delman, dengan “d” kentara seperti pada “pedang”).

Andong adalah nama tanaman sejenis perdu. Saya belum pernah melihatnya –– atau penah melihat tapi tak tahu kalau itu andong.

Menurut KBBI Daring, tanaman itu “tergolong tanaman hias, berhelai daun panjang meruncing lurus atau bergelombang, tangkai daunnya berbentuk tulang, warna daunnya hijau, hijau kemerah-merahan, ungu kemerah-merahan, merah sekali; Cordyline fruticosa“.

Kapan Jalan Andong berganti nama? Akhir 1969 atau awal 1970, untuk mengenang seorang tokoh PNI yang wafat di Salatiga pada September 1969. Namanya Osa Maliki.

From → Nostalgia

8 Komentar
  1. Halo salam kenal,

    Senang bisa membaca blog ini. Rumah nenek saya juga di Jalan Andong (Osamaliki) tidak jauh dari Zenith, bukan di Pengilon tapi di Togaten. Beberapa waktu belakangan saya sering menetap di sana. Kata beberapa orang, penamaan jalan Andong karena jalan itu sering dilewati kendaraan sejenis delman. Kabarnya suasananya jalan Andong cukup lengang tidak seperti sekarang. Kalau sekarang, Jalan Osamaliki adalah jalan utama Solo-Semarang. Apapun itu, terima kasih untuk tulisan ini ya.

  2. Terima kasih, Yohard. Dulu Togaten rimbun, banyak pohon duku dan langsep. Sekarang berubah.

  3. heru permalink

    …yo pak Anyo,… setauku andhong itu istilah lain untuk dokar,…

  4. nugroho permalink

    meruntut sejarah dr org2 tua kita, mgp disebut dan dinami andong? krn mmg dulu adl jln yg paling sering dilewati andong=dokar=delman.
    krn jaman dulu th 50’an byk warga Klaseman,Jetis,grgol berprofesi sbg kusir delman. Bahkan sampai sekarangpun msh ada yg,seperti Pak Slamet yg rumahnya di dpn POM bensin osamaliki.
    Beliau ini msh setia merawat kuda dan delmannya.
    Ayah pak Slamet ini jg kusir menurut ceritanya…
    Jln andong sekarang jalur utama tengah menuju ke Jkt.
    Sbb semua armada angkutan menuju Jkt melewatinya, sehingga rame serta padat. Jaman sy kecil dulu, jln andong sepi dan sering di buat main sepak bola pagi pas puasa lebaran….

  5. djoko prasetyo permalink

    Jalan Andong …………. ada sahabat saya tinggal disana , satu satunya rumah yang memelihara burung merak , rumahnya persis dibelakang rumah Om Wiem , Pemilik TV Hitam Putih Pertama di Salatiga yang baik hati , karena memberikan kesempatan kami anak anak kebon sari nonton Film Shintaro.
    Sahabat saya Winarno Entah dimana sekarang berada …………..
    Info A1 dia menjadi guru disalatiga ……. sahabat saya ini kidal , hobi berat membaca bende mataram dan nogososro sabuk inten.
    Solotigo memang penuh kenangan

    • Yoyok permalink

      Mas Djoko, rumah di belakang oom Wim itu apakah rumah pak Widyo ?

      • Betul Rumahnya pak Widyo , Jenengan Daleme Jl. Kawedanan kidul ,
        Sebrang om Wim ada Rumahnya Bp. Pendeta GKJTU Bp. Sumarto

  6. Djuwita Indradjati permalink

    Salam Kenal.
    Dulu saya lahir di Jalan Andong no 50, tahun 1961
    Sekarang rumah itu apakah masih ada atau sudah berubah bentuk

Tinggalkan Balasan ke heru Batalkan balasan