Lanjut ke konten

Dhényom, Pathang, Calam, Ngicu

18 Juni 2012

Saya tanya sebagian anak muda Salatiga. Mereka tak lagi mengenal kata “dhényom“, “pathang“, “calam” dan “ngicu“. Hal sama saya tanyakan kepada beberapa anak muda Semarang, wilayah asal kata-kata itu. Ternyata sampel saya juga tak mengenal.

Temuan sementara ini berbeda dari basa walikan Yogya, yang juga berasal dari penukaran hanacaraka (tetapi berbeda pengurutan), yang hingga hari ini masih hidup. Orang Yogya, dan pendatangnya, tak hanya tahu “dagadu” (matamu) dan “dab” (mas) melainkan juga “nyothé” (kowé).

Dhényom” (wédok, perempuan), “pathang (lanang, lelaki), “calam” (bapak), dan “ngicu” (ibu), adalah contoh penukaran posisi hanacaraka dengan rumus seperti ini…

• urutan baku:
ha na ca ra ka / da ta sa wa la / pa dha ja ya nya / ma ga ba tha nga

• penukaran suku kata versi Semarang:

ha na ca ra ka
nga tha ba ga ma

da ta sa wa la
nya ya ja dha pa

Contoh cara penerapan: ha saling bertukar posisi dengan nga, lalu ka dengan ma; da dengan nya, dan la dengan pa. Maka “ba-pak” menjadi “ca-lam“, dan “i-bu” menjadi “ngi-cu“. Sedangkan “ro-kok” menjadi “go-mom“.

Pengembang “bahasa gali” (bahasa preman; gali adalah akronim “gabungan anak liar”, atau “geng anak liar”) versi Jawa itu adalah anak-anak muda Semarang pada awal 70-an. Karena Salatiga adalah kota kecil di antara Semarang dan Surakarta maka bahasanya pun menyerap dari dua wilayah itu. Waktu saya masih SD-SMP, anak-anak yang tak paham kamus “bahasa gali” dianggap ketinggalan zaman. 😀

Dalam perjalanan waktu, kata-kata itu tak laku sehingga terlupakan. Ibarat jajanan, tak lagi nikmat di lidah pengudapnya. Tetapi kenapa yang basa walikan Yogya bisa bertahan? Jawaban paling gampang: karena masih dituturkan. Kenapa masih diucapkan karena masih dianggap enak. Kenapa masih dianggap mirasa, silakan Anda berpendapat. 🙂

Catatan:
Generator basa walikan Yogya bisa dicoba dari Dagadukan Katamu, karya Rony Lantip.

From → Umum

7 Komentar
  1. iya sudah lama juga saya tidak mendengar ini.. dulu waktu sma sempat belajar bahasa walikan ini… coba coba di inget inget blas lupa semua…

    • Applausr: Versi yang mana, Semarang atau Yogya? Salah malah sudah lupa, hanya satu dua yang ingat. Mungkin karena jarang mednengar maupun mengucapkan. 🙂

  2. Toto Birowo permalink

    Cobah-cobah jangimi dis gam ngijo cojo mudi..ngijone mung labagan,,he,,he

  3. Asson permalink

    ngamu yo ngrenyi lah.. saya tahu bahasa sejak tahun 1980-an… sejak itu sampe sekarang kalau ketemu temen2 semarang pasti pakai bahasa itu

    • Asson: top tenan wis! 🙂
      Masih ada yang bilang “gam ngotho jet” gak? 🙂

  4. Heru permalink

    ….mas ku nggo kathok anyar, kancane ngomong : ….waah, manom e ngadaarrr…..

Tinggalkan Balasan ke Applaus Romanus Batalkan balasan