Lanjut ke konten

ESTO si Kodok Ijo: Bus Pertama Salatiga

17 Agustus 2010

Sampai 1981, masih ada bus ESTO yang pintu belakangnya menghadap ke belakang; bukan di samping kiri. Pada masa itu umumnya bus sudah berpintu samping. Saya ingat, sampai 1979 pun ESTO masih punya bus yang berlantai kayu, menjalani trayek Salatiga-Ambarawa. Dan pada awal 1978 masih ada Esto yang menjalani trayek Salatiga-Semarang, ongkosnya Rp 150.

Setiap kali meninggalkan Semarang dan menanjaki Gombel, bus itu terengah-engah, tertatih-tatih. Saya lupa apakah ketika memasuki Semarang dan menuruni kecuraman Gombel dia mblandhang dengan gagah — tapi penumpangnya panik dan tiba-tiba ingat Tuhan.

ESTO dengan armada bus hijau (ada yang menjulukinya kodok ijo) adalah bus pertama Salatiga sehingga menjuluki diri “perusahaan angkutan pertama Salatiga” (Eerste Salatigasche Transport Onderneming), beroperasi sejak 1921. Juragannya bernama Kwa Tjwan Ing, mengawalinya dengan bus kecil, dan baru pada 1923 memberi nama ESTO. Trayeknya adalah Salatiga-Bringin dan Salatiga-Tuntang. Kedua kecamatan di luar kota itu memiliki stasiun kereta api, tapi Salatiga tidak dilewati sepur.

Tentang awal sejarah ESTO yang membedakan penumpang karana tekanan zaman (kolonialisme dan ekonomi), dapat Anda intip di Radio Nederland, 19 Desember 2009. Adapun catatan nasib  ESTO setahun sebelumnya ada Kompas 27 Mei 2008.

Ada berapa banyak perusahaan otobus abad lalu di Jawa Tengah? Handoko, dalam Bus Indonesia, mencatat ada 80-an perusahaan. Yang menarik, Eddy van de Wal dalam Kota Salatiga Tempo Doeloe mencatat pernah ada bus SALAM (Salatigasche Autobus Maatschappij).

Menurut Krisjanto Anggarjito, juragan PO Rajawali, yang dikutip dalam  Bandung Biser Community, “Dari sekian banyak Perusahaan otto bus tertua di Jawa Tengah yang tersisa tinggal Rajawali di Solo dan PO. Coyo di Tegal.”

Apakah Anda punya kenangan terhadap ESTO? Yang saya ingat, dalam usia enam tahun, pada 1967, saya diajak Bapak saya ke Tuntang naik ESTO. Dari rumah di Sinoman berjalan kaki memintasi Sinoman Tempel, setelah sampai Bancakan menunggu bus.  Dalam bus saya dipangku penumpang lain, Bapak berdiri di dekat pintu depan kiri. Busnya penuh. Sumuk, padahal jendela kayu sudah dibuka.

Hal lain yang saya ingat, saya dan adik saya, bersama teman-teman dari sekolah minggu remaja, pada 1975 menyewa ESTO ke Tawangmangu. Busnya sudah bagus, seperti umumnya bus Solo-Semarang, tapi saya tidak tahu mereknya. Tanpa jendela kayu. Tanpa lantai kayu. Bukan bus yang saya naiki empat tahun kemudian ke dan dari Ambarawa.

© Hak cipta foto tidak diketahui

From → Nostalgia

52 Komentar
  1. Artikel ini menarik hati. Juga saya ingin bertanya: Tahukah Anda apa itu ADAM?

    Salam
    Ed Vos

    • Heru permalink

      Ya, selain ESTO, ada juga bis ADAM, adalagi bis GOEI,….. omahku cedhak terminal lawas… (mungkin GOEI singkatan pemilik bis, G…… OE…… I….., pemiliknya turunan cina…)

  2. ADAM? Saya tidak tahu apa kepanjangannya. Bisa bantu? 🙂

  3. mromi permalink

    baru tahu kalau ESTO itu singkatan too 😀

  4. 3 hal yang saya ingat dari esto :
    pertama, kalau sudah mau berangkat si kernet membawa “slenger” lalu menyolokkannya ke mesin untuk diputar

    kedua, saya pernah ikutan mendorong ESTO di tanjakan Osamaliki (setelah RSU baru) gara2 macet dan walhasil setelah nyala kami nyaris ditinggal karena sopirnya nggak mau berhenti lagi 😀

    ketiga, kalau jalannya naik ekstrim seperti di Osamaliki itu, bodynya agak ndoyong ke belakang … hehehe

    • Yusuf: Ya betul! Slenger! Berat itu 😀
      Itu sopir keterlaluan, njaluk dibandhemi 😀

  5. priyo wahyudi(yoyok)palembang permalink

    masa kecilku 1973 sampai 1982 aku seringkali naik bis esto salatiga -tuntang Rp.100,mkash es banyak juga jasamu

    • Suprayitno Kudus permalink

      Ya memang Esto, Maju, Murni, Rejeki Subur adalah bus yang berjasa pada saat itu, murah dan nyaman tidak sumuk lagi,merupakan bus yang legendaris di Salatiga,
      Wah jadi kangen pulang, ingat masa kecilku dimana alon2 yang masih terbagi menjadi empat lapangan masih ada pohon beringin yang rindang dimana dibawahnya ada tukang cukur dari njangkungan disitu kalau aku potong rambut sejuk sekali hawanya (sekarang lapangan Pancasila), juga Kotapraja (kotamadya) merupakan tempat bermainku dulu dimana aku sering bermain layangan, sepakbola, nyari kinjeng (capung) dll. wah pokoknya masa yang indah tak terlupakan

      • Suprayitno , biyen aku yen ngundang Yitno , ono masmu lali aku jenenge , omahmu sampinge Bah Kinuk duwe anak jenenge Yangsing , karo sedulure Tenghin .
        Ngarep omahmu ono konco sebayamu jenenge Sugik parapane.
        Samping omahmu ono kali ne to
        waah barenganmu sebaya adiku Heru
        Yen aku sebaya karo didik cacuk Hartono putrane pakde Polisi
        he he saiki manggon ning endi ?

  6. DJOKO permalink

    kok nggak ada foto bis ESTO yang dari kayu berwarna hijau ya.. . . . . kangen tempo doeloe. . ada yg punya up load place

  7. primus permalink

    esto sudah ada sejak jaman eyang kakungku…. mantan pejuang 45 dan hakim di PN salatiga…

  8. yusuf permalink

    jadi kangen masa kecil… salatiga – suruh

  9. hari 1965 permalink

    bus esto atau kodok ijo jurusan ambarawa – salatiga sangat monumental krn sering bunyi ” grok-grok ” tapi pada waktu itu suatu kebanggaan dan sangat berjasa terhadap teman2 yg lajon dari salatiga ke ambarawa untuk sekolah.

  10. fery_cah tingkir permalink

    numpak bis esto jaman sekolah SD. ketemu mbak2 SMEA…..ngadek bareng ….mukaku kesenggol bokong…aduh…jadi kangen naek bis esto….hehehehehhehehehhehe……

  11. bagaimana dengan rejeki subur ? bukankah itu PO bis jadul di Salatiga ?

    • Eckoy: Oh ya. Terima kasih. Benar, Rejeki Subur. Tapi itu baru muncul pertengahan 70-an. Seingat sayabsih. 🙂

  12. Didin permalink

    Terakhir sekitar tahun 91/92 bis Esto yang pintunya menghadap ke belakang masih menjalani trayek Salatiga – Suruh. Tapi bisnya yang bentuknya kotak, bukan yang “njembluk” seperti yang mengarungi rute Salatiga – Suruh tahun 70-an. Nah yang bis kotak ini – mereknya Chevrolet – yang pada tahun 70-an mengarungi trayek Solo – Semarang. Seiring dengan waktu, turun derajat menjadi jurusan Salatiga – Ambarawa, dan akhirnya Salatiga – Suruh.

  13. tono permalink

    Jadi ingat kembali waktu kecil sering di titipkan kernet ESTO jurusan Salatiga-Suruh, garasinya kelihatannya masih ada yang di samping kantor POS INDONESIA.

    • Gus permalink

      Apa masih ada soto di garasi Esto?

      • Gus: soto garasi esto pecah kongsi. Yg bikin soto pindah ke sebelah kantor notaris di langensuko. Yang dulu bikin wedang buka soto di garasi

    • Iya, ya. Dulu rasanya masih bisa nitipin anak ke awak bus karena semua orang tau siapa sopir, kondektur dan keneknya.

  14. priyanto permalink

    esto ya ya ya kelingan aku kodok iji ono tangga belakangnya kadang muat tong krupuk dll solotigo mbahrowo to

    • Priyanto: tangga buat naik ke atap. Nah di atas atap bisa ditaroh sepeda, keranjang, dan lainnya. 🙂

  15. Budi Gondrong permalink

    Masih ingat banget…pernah ke Salatiga yg terminalnya masih di kota ( Shopping centre sekarang ), dengan naik bis ESTO pintu belakang. Dan saya pernah diberi bundel bekas karcis sm kondekturnya. Senenge… Dulu arti guyonan ESTO itu : Enak Seger Tanpo Ongkos…. alias nggandul…

  16. anti permalink

    Saya malah tau nya soto garasi esto om…. heheheh… wktu saya kecil kayaknya pernah liat bus esto…lupa2 ingat..

  17. nasikin permalink

    seingatku dulu waktu aku masih kecil ada bus raharjo bringin-salatiga…

  18. Salam kenal semuanya. yg aq ingat esto bawa tong kerupuk di suruh .aq cah seruni

  19. Indar L permalink

    Sammpai SMA aku masih naik esto enak tenan bikin kangen pulang salatiga

  20. Wong Mbahrowo permalink

    Info yang menarik sekali, ternyata sejarah bus ESTO cukup panjang. Tentang ESTO, jadi ingat nostalgia sekitar th 1985-1990. Tiap hr naik bus nglajo sekolah Amb-Salatiga, sampai hapal dengan sopir dan kondekturnya. Ongkosnya waktu itu Rp 100 buat pelajar (umum Rp 300). Termasuk murah sekali. Sempat naik jadi Rp 150. Dari Amb sekitar jam 06.15 sampai Salatiga mendekati jam 07.00 pas jam masuk sekolah 🙂 Jam segitu adalah jamnya anak-anak sekolah. Penuh sesak sampai banyak yang berdiri. Kebanyakan mengangkut anak2 dari SMAN1, SMA Kristen, Theresia (?), terus STM mana lagi lupa. Ada 4 PO waktu itu kalau tdk salah ingat: ESTO, MURNI, MAJU dan Rejeki Subur. Yang disebut terakhir ini model bus-nya paling bagus seperti bus-bus Smg-Solo saat itu, bus paling favorit waktu itu. Kalau berangkat sekitar jam 06 pagi urutan yang jalan dari terminal Amb biasanya: MURNI (ini pool-nya di Amb), MAJU, ESTO terus Rejeki Subur. Biasanya anak2 sekolah sebisa mungkin naik MAJU karena agak pagi (kalau yang MURNI terlalu pagi) jadinya sampai Salatiga juga masih jauh dari jam 07. Nah yang agak kesiangan paling dapat ESTO atau malahan Rejeki Subur. Cuma biasanya lebih banyak yg milih yg terakhir. Walaupun berangkat paling terakhir tetapi biasanya sampai di Salatiga lebih cepat dari ESTO tua yang busnya model kotak. Maklum bus baru mesinnya paling OK. Artinya di tengah perjalanan bus ESTO ini pasti disalip. Nah, ini jadi masalah tersendiri, khususnya bagi kedua awak bus tersebut. Sering banget mereka berantem adu mulut (tidak sampai gebuk2an sih :). Sayang sekali sekarang ini bus ESTO kelihatannya sudah tidak ada lagi di trayek Amb-Sala3.
    Wah, jadi cerita panjang nih 🙂

  21. Bahkan saya menduga ESTO adalah singkatan dari Enak Seger Tanpa Ongkos 😀

  22. Prayit permalink

    oke salut

    • eko rusmadi permalink

      sing tak elingi solotigo ono 3 perusahan oto bis yaitu ESTO,REJEKI ,SUBUR entah mulai th piro 2 oto bis digabung dadi REJEKISUBUR..kl ADAM n EVA itu dari semarang…

  23. mesin bis Esto yg pertama apa ?

  24. wahyusaputra permalink

    dari bis ESTO saya bisa hidup sampai sekarang,darisanalah periuk kluarga saya,dari saya lahir sampai besar sekarang,saya bisa makan jajan sekolah bakan sdh bekerja smua dari bis ESTO,BIS ini sangat berjasa buat kluarga saya sampe sekarang!!!!!!!sedih rasanya lihat ESTO sekarang diambang kebangkrutan tapi apa daya,walaupun sya anak kemarin sore tapi setaip artikel yang sya baca mengenai BIS ESTO nie saya dpt simpulkan klau Armada nie banyak berjasa buat Kota Salatiga,coz dia transportasi pertama diSalatiga,kalau saja pemerintah daerah sedikit memperhatikan nasib perusahaan otobus ini karena sudah menjadi simbol kota Salatiga,jangan sampai simbol atau icon kota Salatiga hilang begitu saja,dari 4 armada yang ada hanya 2 yang beroperasi,BIS ESTO saksi bisu kemajuan kota Salatiga!!!!!!

  25. Setyas Tjaryo permalink

    Yang paling ingat yo bis ESTO, yen bis lainnya aku wis lali. Aku sering dolan nggone koncoku sekolah naik ESTO dari Solo3 ke Ambarawa. Yen tak eling2 aku dadi eling maneh zaman mbiyen gek sekolah neng Solo3. Sekolahku SD Kristen jalan dokter Sumardi, SMPN2 dan SMAK1 jalan Osa Maliki 32. Tahun 1975 aku kuliah neng UGM Jogjakarta, terus tahun 1980 neruske kuliah neng negoro Inggris. Nganti saiki aku wis dadi wong Betawi, dadi akeh sing wis lali Solo3. Terakhir mulih Solo3 tahun 1989 gur 3 dino. Piye poro dulur khabare Solo3, aku kangen banget mulih, yen isih ono bis ESTO aku arep numpak soko Solo3 neng Ambarawa karo anak bojoku, nostalgia.
    Salam kenal kanggo dulur2 kabeh yo !
    Salam konpak,

    Ir. Setyas Tjaryo M.Sc, Jakarta

    • Mansur permalink

      Lha kuwi …., sing wis dadi insyinyur kudune melu urun rembug nang solotigo ben supoyo Bus Esto issoh tampil maneh to nyur….

    • salam Ir setyas..bus esto yang karoserinya dari kayu dulu sudah nggak nongol….kenangan yang mengasikkan sudah hilang diterpa jaman

  26. Makasih kang info nya..
    nostalgia dulu.. meski ane masih termasuk generasi muda.. :p

  27. Arofik permalink

    saya ingat betul, Esto berjasa ngantar pulang-pergi sekolah ke SMP1 dari suruh, ongkos suruh-jetis cuma rp100 .bareng bakul tahu , kerupuk, naik dari belakang rangka kayu dilapis seng kalau hujan trocoh/bocor…terakhir beroperasi tahun 92 (kelas 2 smp)

  28. Waktu itu aku sekolah di Salatiga, rmhku di Suruh, tiap akhir pekan plg ke Suruh naik ESTO yg lg ngetem depan Toko Menara, sampek mata liyer2 kalo naik esto saking enaknya … hehehe

  29. ada juga langgeng jaya dan dewa ndaru…

  30. andra permalink

    tringat nyater ESTO buat nglurug sma theresiana,2 buah armada dinaiki STM KRISTEN KEMIRI……

  31. dari Salatiga Tawangmangu jaman segitu? 🙂 Keren

  32. rudi d permalink

    bus esto..aku kangen ngeliat kamu di slenger..dipaku..dan brhenti di tempat yg ada sungai kecil buat isi air radiator..thn 78

  33. naik bis esto rejeki subur, raharjo masih ingat dengan kerombong krupuk yang ditaruh di atas bus…. makasih jasamu mulai dari ongkos 25 rupiah sampai 100 rupiah sampai aku lulus sekolah tahun stm 1990…

  34. Dari pedagang daun jati sampai direksi disitulah bis ESTO,REJEKI SUBUR.MURNI,RAHARJO.dinaiki,,untuk mengais rejeki

  35. Sebelum STM kristen punya gedung sekolahan , pernah nebeng tempat diGARASI ESTO

  36. sugengpitusiji permalink

    Tahun ’91saya masih menikmati si kodok ijo ber deck papan.kursinya lebar.. hahaha..berangkat sekolah ke SMEA kristen dari depan poltas turun di Zenith..pulangnya jalan kaki lewat Kartini sampai rumah di kemiri.😁😁😁

  37. Yoyok permalink

    Garasi ESTO itu di Langensuko ya ?
    Kalau tak silap, setahu saya 2005 sudah jadi hotel. Entah sekarang (2020).

Tinggalkan Balasan ke wahyusaputra Batalkan balasan